Burgers Deventer

Andai sepeda-sepeda onthel itu bisa bicara, alangkah banyak cerita yang bisa didapatkan dari mereka. Baik tentang proses produksi, tentang strategi pemasaran dan distribusi saat itu, juga tentang pemilik yang tentu sudah berganti sekian kali selama beberapa generasi. Karakter pemilik, status sosial, lingkungan, serta perlakuan yang berbeda telah mewarnai sepanjang kehadiran sepeda onthel kita. Lalu, adakah tragedi, saat sebuah pembalikan keberuntungan menimpa sepeda-sepeda tsb? Semua bergantung bagaimana kita merawat dan menilainya.

Burgers Deventer Pasturan
Lihatlah sepeda Burgers dames (wanita) spesial ini. Kata spesial harus ditambahkan, karena Burgers dames ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh sepeda Burgers dames pada umumnya. Burgers dames sendiri sebenarnya sudah memiliki keistimewaan pada keberadaan pipa dobel yang menyangga frame lengkungnya, meskipun model seperti ini juga ditemukan pada beberapa merek sepeda lain seperti Gruno, Güricke, bahkan Simplex. Adanya dua penyangga ini membuat frame lebih kokoh dan stabil, termasuk ketika harus membawa beban berat.

andai aku menjadi keluarga petani…
Kembali ke tambahan kata ‘spesial’. Selain pipa penyangga dobel, sepeda ini masih memiliki pipa diagonal yang menghubungkan antara knee (sambungan pipa) pada bagian bawah pipa vertikal dengan supitan belakang. Entah bagaimana mulanya, hanya Burgers dames dengan spesifikasi seperti ini yang biasa disebut Burgers Deventer. Padahal, pada kenyataannya pabrik sepeda Burgers yang berlokasi di Deventer tidak hanya memproduksi sepeda jenis ini saja.

lampu depan, stang torpedo dan bel Burgers yang meyakinkan
Konon, sepeda tipe ini dahulu banyak digunakan di kalangan gereja. Oleh karena itu, beberapa orang juga menyebutnya sebagai Burgers pastur. Bentuknya anggun, tetapi memiliki konstruksi yang relatif lebih kokoh. Meskipun selintas orang akan menyamakannya dengan sepeda wanita, sistem pengereman sepeda ini melulu hanya mengandalkan torpedo di roda belakang, sebuah sistem rem yang kurang familiar bagi para wanita.
Rem torpedo yang tidak menuntut tuas rem di pipa stang membuat penampilan sepeda ini tampak simpel. Bentuk stang yang tinggi memberikan keleluasaan pada lutut saat mengayuh, bahkan bagi seorang yang tergolong jangkung. Hal ini menjadi salah satu pembenaran bahwa sepeda ini dahulu banyak dikendarai para pastur yang biasanya berpostur jangkung.

kom stang dan tangkai lampu, pipa diagonal, dan sadel kecil model plat
Kesan simpel juga dihasilkan oleh ketengkas yang hanya separo sehingga hanya menutup rantai dari sisi luar saja. Ketika dipakai di lingkungan berdebu, rantainya akan lebih cepat kotor, meskipun membersihkannya juga lebih mudah dibanding pada rantai yang tertutup seluruhnya.
Entah apakah seluruh sparepart dan aksesoris yang menempel saat ini diproduksi sezaman dengan tahun produksi sepedanya atau tidak, yang jelas sekujur sepeda ini masih banyak memberi kejutan. Misalnya komstangnya yang rumit bertumpuk-tumpuk dengan tulisan Burgers berhuruf kapital dan tangkai lampu original bergambar logo Burgers ENR di dalam bidang segi tiga yang menempel pada pipa vertikal stang berkat keberadaan dua baut berbentuk sangat khas.

stop lamp, ketengkas model belah/separo, dan tangkai kayuhan Burgers
Logo yang sama juga menempel pada lampu depan dan dinamonya, pada stop lamp belakang, pada bel, juga pada rotel/tangkai kayuhan yang sudah mulai tertutup karat. Hanya karena roda depan tidak menggunakan as berbahan alumunium bermerek atom sebagaimana kebanyakan sepeda Burgers yang sering ditemui saat ini, dan terlebih lagi karena velg tua depan-belakang tanpa merek yang ada pada sepeda ini berjari-jari 32-40, bukan 36-36, orisinalitas roda sepeda ini sempat diragukan. Akan tetapi, jika diperhatikan dengan seksama, pada as roda depan berjari 32 itu ternyata masih memperlihatkan tulisan “Burgers ENR Populair” yang mulai samar termakan karat. Fakta ini mematahkan opini sebagian orang bahwa Burgers harus menggunakan roda berjari 36-36.

dinamo, as roda depan, dan torpedo F & S Jerman
Kejutan lainnya disumbangkan oleh sadel model plat bertuliskan Burgers ENR. Pada touring jarak jauh di jalanan datar, sadel yang terlihat sudah tua ini terbukti mampu menyumbangkan kenyamanan berkendara. Kenyamanan lain didapatkan dari stangnya yang tinggi dan memberikan keleluasaan, di samping dari rasio gigi depan-belakang yang cukup ringan untuk dikayuh, tetapi juga cukup laju bagi kecepatannya. Selebihnya, kunci roda menggunakan merek Hopmi, dan pedal buatan Jerman.

si cantik nan seksi, berlatarkan hunian para Opoters…
Kini, setiap hari sepeda ini banyak dikendarai dari sawah ke sawah di lingkungan Potorono. Jika semula ia hanya dipakai di lingkungan gereja, sekarang ia tak segan melintasi bulak-bulak persawahan dan meniti pematang.
Sekali lagi seandainya sepeda bisa bicara, apakah kenyataan ini membuatnya menderita? Entahlah. Yang jelas, hingga kini ia masih saja terlihat cantik dan glamour, tak ubahnya artis yang tengah membawakan sebuah peran di lingkungan pedesaan. Sisa cat dasarnya masih terlihat pada sekujur body, fork, dan spatbor. Dengan perawatan desa seadanya, kilau kemerahannya begitu mempesona sehingga beberapa orang mengira bahwa sepeda ini telah dilapis varnish/clear.
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment